Para Karyawan perusahaan media sosial Twitter menyumbang dana lebih dari 1 juta US$ jika di rupiah kan (sekitar 13 miliar ) dana tersebut di sumbangkan ke lembaga persatuan sipila amerika, ACLU. Lembaga itu bertekad melawan kepimpinan dari Donald Trump yang menurut nya banyak menuai kontorversi yang di keluarkan nya setelah menjabat menjadi presiden Amerika Serikat yang melarang umat islam dan pendatang berkehidupan bernegara di bawah kepimpinan nya.
Lewat email yang disebar kepada karyawan, Konsul Jenderal Twitter, Vijaya Gadde, menulis, "Kerja kita masih jauh dari selesai.","Dalam beberapa bulan mendatang kita akan melihat, kesibukan dalam gugatan hukum, tekanan perundangan, dan pernyataan publik. Namun selama kebebasan sipil terancam, saya bangga bahwa sebagai individu kita berdiri untuk mempertahankan kebebasan dan memperhatikan orang lain."Sejumlah perusahaan teknologi besar di Amerika Serikat -seperti dilaporkan kantor berita Bloomberg- sedang menyiapkan surat terbuka kepada Presiden Trump untuk mengungkapkan keprihatinan atas perintah eksekutif imigrasi yang dikeluarkannya dan menawarkan bantuan 'untuk memperbaikinya'.Sementara layanan berbagi pesan, Viber, menawarkan sambungan telepon internasional gratis ke tujuh negara yang dimaksud: Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman.
1 comments:
Write commentsEmoticonEmoticon